Kamis, 21 Desember 2017

Ta’lim al-Muta’alim



Kitab Ta’lim al-Muta’alim adalah kitab yang melegenda di kalangan pesantren, khususnya pesantren tradisional. Bagi orang yang pernah nyantri, tentunya tak lengkap apabila tak mengkaji kitab ini. Kitab ini memang bagaikan kitab wajib yang harus dipelajari oleh para santri, terutama di kelas-kelas dasar pesantren. Sangat diminatinya kitab ini tentunya bukanlah tanpa alasan. Kitab yang ditulis oleh Az-Zarnuji ini secara umum membahas mengenai petunjuk-petunjuk dalam menuntut ilmu. Dengan demikian, kitab ini sangatlah cocok sebagai pedoman para santri untuk mempelajari ilmu-ilmu ditingkat yang lebih lanjut.
Kitab yang terdiri dari 13 bab ini ditulis atas kegelisahan Az-Zarnuji pada banyaknya pelajar yang bersungguh-sungguh menuntut ilmu, tetapi tidak mendapat manfaat dari ilmu yang diperoleh. Az-Zarnuji berpendapat, bahwa hal tersebut terjadi karena cara mereka menuntut ilmu salah, dan syarat-syaratnya mereka tinggalkan. Dengan demikian, melalui kitab ini Az-Zarnuji ingin menjelaskan kepada para pelajar mengenai cara mencari ilmu yang tepat.
Dalam artikel yang singkat ini, saya akan mencoba mengulas dua bab awal dalam kitab ini. Bab yang pertama menjelaskan tentag  pentingnya ilmu, fiqih, dan keutamaannya. Pada bab ini, Az-Zarnuji mendefinisikan ilmu sebagai sifat yang menjelaskan seseorang sesuai dengan bidang keahliannya. Sementara itu fiqih ia definisikan sebagai pengetahuan tentang kelembutan-kelembutan ilmu. Kemudian ia menjelaskan, bahwa mencari ilmu itu wajib. Dalam hal ini, ia mendasarkan pada hadits Nabi SAW yang berbunyi, “Menuntut ilmu itu wajib bagi muslim laki-laki dan muslim perempua”. Kemudian ia menambahkan bahwa, kewajiban mencari ilmu di sini bukanlah untuk sembarang ilmu. Akan tetapi, yang diwajibkan disini hanyalah ilmu agama dan ilmu tentang cara bermuamalah. Hal ini tentunya sangat masuk akal, mengingat agama dan muamalah merupakan hal yang sulit untuk dilepaskan dari kehidupan manusia. Untuk itu, Az-Zarnuji berpendapat demikian agar manusia tidak tersesat dalam kehidupannya, dan terhindar dari hal-hal yang diharamkan oleh agama. Selain itu, Az-Zarnuji juga sangat memuliakan ilmu, karena ilmu adalah perantara untuk bertaqwa kepada Allah.
Kemudian bab kedua membahas mengenai pentingnya niat di waktu belajar. Dalam hal ini Az-Zarnuji menjelaskan bahwa, berniat ketika belajar hukumnya wajib. Hal ini dikarenakan, niat adalah inti dari segelah sesuatu, sebagaimana sabda Nabi SAW, “Sesungguhnya segala perbuatan tergantung pada niatnya”. Lebih lanjut beliau menjelaskan, ketika mencari ilmu hendaklah seseorang berniat untuk mendapat ridho Allah, mengharap bekal untuk akhirat, menghilangkan kebodohan, dan untuk menegakkan agama Islam. Sebaliknya, Az-Zarnuji melarang seorang pelajar menuntut ilmu dengan niat mencari kehormatan, jabatan, dan hal-hal yang bersifat duniawi. Apabila ada orang yang berlaku demikian, maka ia tak lebih dari sekedar ahli ilmu yang celaka dan hina, karena segala ilmu yang dia peroleh hanya akan sia-sia.
Oleh: Muhammad Izzul Haq Zain

Unknown

Author & Editor

Has laoreet percipitur ad. Vide interesset in mei, no his legimus verterem. Et nostrum imperdiet appellantur usu, mnesarchum referrentur id vim.

0 komentar:

Posting Komentar